PROFIL DESA KLEPU KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG


Desa Klepu terletak di Kabupaten Temanggung. Terdiri dari 8 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Kaligandu, Dusun Tambakboyo, Dusun Pringapus, Dusun Ngepoh, Dusun Biyeng dan Dusun Banjaran. Sejarah Desa Klepu mulai tercatat sejak generasi kelima, pada saat kepemimpinan Paulus Sardjono (1935-1947). Awal mulanya beliau adalah Sekretaris Desa untuk Kepala Desa sebelumnya yaitu Suparmin. Setelah Suparmin wafat, Paulus Sardjono menjabat sebagai Pj. Kepala Desa Klepu selama kurang lebih 12 tahun. Pada mulanya Desa Klepu hanya terbagi menjadi tiga dusun yaitu Banjaran, Ngepoh dan Klepu saja. Setelah Paulus Sardjono wafat, maka diadakanlah Pemilihan Kepala Desa Klepu yang pertama dengan calon tunggal yaitu Tjitro Hardjo(1947-1958). Pada masa kepemimpinan beliau terjadi pemekaran wilayah yaitu Kaligandu dan Pringapus. Di masa ini pula dibangun Jembatan Dong Gupit yang menghubungkan wilayah Desa Klepu bagian Utara dan Selatan. Pada tahun 1958 Tjitro Hardjo wafat dan Jabatan Kepala Desa diambil alih oleh putranya yaitu Tjitro Mihardjo (1958-1988) setelah melalui Pemilihan Kepala Desa dengan lawan Mat Jazuli dari Banjaran. Tjitro Mihardjo merupakan Kepala Desa Klepu dengan jabatan terlama yaitu 30 tahun. Di masa ini Desa Klepu dimekarkan lagi menjadi Dusun Tambakboyo, Dusun Mungkit dan Dusun Biyeng. Dusun Mungkit adalah wilayah termuda di Desa Klepu, sedangkan administrasi perdusunan masih bergabung dengan Dusun Krajan. Setelah Tjitro Mihardjo wafat, diadakanlah Pilkades yang ketiga kalinya dengan kandidat Ghozali dan Dulfitri. Setelah Ghozali memenangkan Pilkades maka otomatis beliau menjadi Kepala Desa Klepu generasi ke 8. Beliau memimpin Klepu selama 2 periode, dari tahun 1988-2006. Pada masa kepemimpinan beliau pembangunan lebih terpusat pada pemberdayaan masyarakat juga perangkat desa. Tahun 2006 diadakan Pilkades dengan kandidat Djumawan, Tri Warsono dan Dulfitri dengan Djumawan sebagai pemenang. Kepemimpinan Djumawan berlangung selama 2 periode (2007-2019) dengan Pilkades kedua beliau sebagai Calon Tunggal. Pada masa kepemimpinannya banyak terjadi pembangunan fisik di Desa Klepu, mulai dari perkerasan jalan hingga perbaikan saluran irigasi dan lain sebagainya. Pada 6 Nopember 2019 masa kepemimpinan berakhir dan diadakanlah kembali Pilkades pada tanggal 9 Januari 2020. Selama masa kekosongan jabatan, maka Desa Klepu diampu oleh Pj. Kepala Desa yaitu Sarijanto. Pilkades tahun 2020 mengusung kandidat Endro Pramito, Muhromin, Eko Prasetyo, dan Dulfitri. Setelah melalui proses demokrasi, maka terpilihlah Endro Pramito sebagai Kepala Desa Klepu hingga sekarang.

Desa Klepu merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pringsurat dengan batas wilayah sebagai berikut:

  1. Sebelah Utara

 

  1. Sebelah Timur
  2. Sebelah Selatan
  3. Sebelah Barat

:

 

:

:

:

Desa Gemawang, Kabupaten Semarang dan Desa Soborejo, Kabupaten Temanggung.

Desa Pingit, Kabupaten Temanggung

Desa Ngipik, Kabupaten Temanggung

Desa Gowak, Desa Pagergunung

 

Berdasarkan topografi wilayah desa Klepu termasuk wilayah dataran rendah dengan tingkat kesuburan tanahnya yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari luas wilayah seluruhnya 351 Ha yang sebagian besar digunakan sebagai areal persawahan rakyat yang ditunjang oleh 2 musim yaitu kemarau dan penghujan.

Desa Klepu berada pada ketinggian 650 meter dari permukaan laut. Secara administrasi Desa Klepu terbagi menjadi 8 (delapan) Dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Kaligandu, Dusun Tambakboyo, Dusun Pringapus, Dusun Ngepoh, Dusun Biyeng, Dusun Banjaran dan Dusun Mungkityang terbagi menjadi 8 (delapan) Rukun Warga (RW) dan 29 (dua puluh sembilan) Rukun Tangga (RT).

 

Jumlah penduduk Desa Klepu pada bulan Agustus tahun 2021 sebanyak 3.422 jiwa, yang terdiri dari:

  1. Penduduk laki – laki sebanyak 1.689 jiwa
  2. Penduduk perempuan sebanyak 1.733 jiwa

 

Kondisi sosial masyarakat Desa Klepu ditunjukkan masih rendahnya kualitas dari sebagian besar SDM masyarakat serta cenderung masih kuatnya budaya paternalistik. Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilitas masa. Disamping itu masyarakat Desa Klepu yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan perburuhan menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum menunjukkan masih adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap hukum yang ada saat ini. Hal tersebut sebagai akibat dari tidak meratanya tingkat pendidikan yang diperoleh masyarakat.

Sedangkan Sarana pendidikan formal cukup memadai dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik, Pemerintah Desa beserta warga masyarakat sedang giat melakukan peningkatan sarana pendidikan berupa rehabilitasi sarana pendidikan terbukti dengan banyak ditemukannya Lembaga Pendidikan baik itu formal maupun non formal.

Dilihat dari tingkat ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Penduduk Desa Klepu 98,33 ?ragama Islam dan 1,67 ?ragama Non-Islam, namun permasalahan yang berkaitan dengan perselisihan antar agama tidak pernah terjadi, walaupun kadang sesekali sesama pemeluk agama Islam muncul permasalahan kecil tentang keyakinan dan tata cara beribadah, namun hal tersebut tidak menimbulkan konflik antar warga.

Disamping itu Pemerintah Desa Klepu berupaya menyediakan sarana kesehatan agar kesejahteraan masyarakat terjamin. Adapun sarana kesehatan yang tersedia di desa antara lain posyandu yang mencakup semua dusun, bina keluarga balita, bina keluarga lansia dan poliklinik desa (PKD). Di samping itu keberadaan bidan desa juga sangat berpengaruh baik dalam menunjang kesehatan masyarakat.

Organisasi Pemuda, Olah Raga, dan Kesenian juga banyak terdapat di Desa Klepu. Terdapat 9 kelompok karangtaruna yang terdiri dari 8 karangtaruna dusun dan 1 paguyuban karangtaruna desa. Untuk kesenian sendiri hamper tiap dusun memiliki kesenian yang menjadi symbol ikonik dusun tersebut. Olahraga yang maju menunjukkan kekompakan pemuda pemudi di desa Klepu.

Perekonomian Desa Klepu secara umum didominasi pada sektor pertanian yang sistem pengelolaannya masih semi tradisional (pengolahan lahan, pola tanam maupun pemilihan komoditas produk pertaniannya). Lahan pertanian yang ada di Desa Klepu sebagian besar lahan dengan pengairan Irigasi Semi permanen dan hanya sebagian kecil lahan yang pengairanya dengan irigasi permanen. Cara bertanam sudah cukup variatif, tanaman padi tetap jadi tanaman unggulan disamping tanaman tembakau dan sayur-mayur. Hortikultura menjadi alternatif terbaru untuk peningkatan perekonomian warga. Disamping itu warga masyarakat ada yang menekuni sektor perdagangan, peternakan dan lain-lain.

Sebagai daerah yang penduduknya sebagian besar petani, Desa Klepu memiliki berbagai potensi di sektor pertanian yaitu Padi, cabe, dan petani hortikultura. Dari potensi tersebut masih dalam berbagai keterbatasan, maka perlu perhatian, pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan para petani. Di samping itu peningkatan peran serta tanggung jawabnya perlu perhatian khusus agar para petani dapat menambah ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan serta kerja keras dalam memperjuangkan kepentingan sendiri dan secara mandiri.

chat